Jumat, 07 Oktober 2011

PERBEDAAN ECOMMERCE DENGAN PASAR TRADISIONAL




E- commerce
E-commerce memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah E-commerce memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati kendala ruang dan waktu. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, persaingan yang sebenarnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan  kinerja  dan  eksistensi  dalam bisnis ini. Dengan aplikasi e-commerce, seharusnya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya barang atau jasa melalui  medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem e-commerce  bukan  merupakan  proses   instant,  namun  merupakan  transformasi strategi dan sistem bisnis  yang  terus  berkembang  sejalan  dengan  perkembangan perusahaan dan teknologi
Faktor kunci sukses dalam e-commerce dalam sebuah perusahaan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tetapi dengan tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor lainnya antara lain :
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan
7. Mempermudah kegiatan perdagangan



Pasar Tradisional
dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
Jadi terlihat jelas perbedaan e-commerce dengan pasar tradisional klpasar tradisional antara pembeli dan penjual lebih kearah face to face (tatap muka langsung). Sedangkan e-commerce itu lebih berarah ke system teknologi (online)

srtategi manajemen ketika persaingan memaksa anda berubah

 Oleh : Fery Hartono
Direktur Business Excellece Consulting
www.business-excellence.co.id.com
Melihat iklim persaingan bisnis di Indonesia di mana pemain besar atau asing mendominasi di sektor keuangan, mineral, manufaktur produk material dasar sampai consumer products, chain retailer,information dan services, ini merupakan tantangan setiap industri mampu menjadi unggul di bidangnya. Bagaimana suatu organisasi bisnis mampu mempunyai keunggulan?
Ternyata ada dua hal dasar yang harus disadari bersama. Pertama, kekuatan intangible assets. Realita kebanyakan pemikiran para pemilik & manajemen puncak perusahaan masih banyak didominasi investasi berwujud, sedangkan pengeluaran intangible assets-nya lebih dianggap sebagai biaya. Intangible assets mencakup sistem manajemen, sistem informasi, kemampuan orang, sikap mental & perilaku tiap individu, kepemimpinan, team work, brand image untuk produk atau perusahaan, layanan prima, motivasi seluruh karyawan dan budaya kerja. Di tengah negara dengan SDM berdaya saing rendah dibandingkan profesional negara lain dari sisi mental attitude & behavior dan kompetensi teknisnya, apa yang harus dilakukan manajemen perusahaan?
Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan dan harga bersaing. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara sistematis. Perlu kita sadari bersama bahwa yang dulu kelihatan hebat sekarang sudah menjadi biasa-biasa saja, lalu apa yang terjadi dengan bisnis anda kalau hanya biasa-biasa saja?
Untuk apa kita harus mendidik karyawan? Toh kalau pandai atau terampil malah pindah ke pesaing. Kita yang melatih, pesaing yang menikmati. Kita harapkan karyawan bekerja sekian lama harus makin pandai dan makin terampil dengan sendirinya. Kenyataannya belum tentu. Membangun sistem manajemen, kemampuan karyawan, sistem informasi merupakan biaya yang tidak jelas manfaatnya karena sering tidak secara instan dapat dilihat hasilnya. Dengan percaya pada orang lama, toh perusahaan ini masih untung dan tidak perlu menghamburkan biaya membangun manajemen yang handal.
Faktor kedua yang harus disadari adalah 'perubahan internal' perusahaan untuk mengimbangi dan mengatasi persaingan dan tuntutan pasar yang berubah dengan cepat di beberapa sektor bisnis. Perubahan dalam iklim persaingan dengan makin tanpa batasnya antar negara karena dipakainya teknologi telekomunikasi dan informasi makin menjadikan persaingan turbulen.
Tentunya pola pikir dari setiap karyawan dan manajemen termasuk pemilik harus selaras dengan kebutuhan perubahan perusahaan karena faktor eksternal. Tiap perusahaan berkepentingan memetakan peta persaingan dan perubahan dalam persaingan yang dimilikinya. Untuk mengingatkan perlunya kesadaran mendalam dan menyeluruh dimulai dari pemilik atau manajemen puncak, maka kita perhatikan produk-produk China yang membanjiri hampir semua sektor.
Pola mereka sama dengan Jepang dan Taiwan pada awal mula mereka masuk pasar global dengan harga murah meskipun produknya banyak di-complain. Tapi ingat, mereka pasti menaikkan mutu produk untuk membangun kepercayaan setelah 'harga murah' menjadi jurus pemasaran pertama mereka dan tentunya mereka akan juga membangun after sales service produk mereka melalui distribution network yang harus mereka miliki baik dibangun sendiri atau kerjasama dengan mitra lokal untuk menunjang after sales service.
Salah satu faktor keberhasilan China menjadi dapur dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Mereka kondisi yang membangun produktivitas kerja serta menjadi bagian dari budaya organisasi? Kesadaran untuk memacu pola pikir karyawan perusahaan menjadi dasar dalam keberhasilan anda membangun cbekerja bukan diukur oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Bagaimana dengan pola pikir karyawan kita? Bagaimana dengan peraturan yang ada di negara kita? Apakah mendukung atau menciptakan hange management perusahaan.
Timbul pertanyaan, change management-nya mau diarahkan kemana? Apakah menunjang strategi perusahaan untuk membangun daya saing terhadap global player? Memang menjadi tugas pemilik, manajemen puncak dan manajemen madya untuk membangun kesadaran tadi sehingga kita mampu menggulirkan bola salju keseluruh karyawan perusahaan. Demikianlah prioritas utama tanggungjawab anda sebagai manajemen perusahaan. 

RINGKASAN.....
Kecepatan perubahan di luar harus diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem, manajemen, kepemimpinan serta informasi yang tepat dan cepat. Bisnis tidak dapat hanya mengandalkan lobi atau hoky tanpa didukung keandalan produk dan atau jasa dibandingkan pesaing. Banyak yang meyakini bahwa persaingan sekarang dan mendatang ternyata faktor keunggulan yang mendominasi adanya di intangible assets bukan di tangible assets. Lalu apa yang terjadi kalau sekarang Anda masih berpikir bahwa tangible assets yang merupakan bentuk investasi utama.?????
Dan persaingan dunia pun kini menjadi suatu assets yang bernilai tinggi dan akan jatuh atau bernilai rendah juga suatu assets jika kita tidak membangun bisnis kita dengan trik atau cara yang berpola dengan mengolah cara menaikan cara bisnis kita supaya lebih bisa bernilai tinggi dan cara berfikir yang lebih inisiatif.