Ada beberapa hal yang
mempengaruhi para pelaku dalam melakukan tindakan kriminali dan kekerasan.
Faktor ekonomi mungkin yang paling berpengaruh dalam terjadi tindakan kriminal
dan keadaan ini akan semakin parah pada saat tertentu seperti misalnya pada
Bulan Puasa (Ramadhan) yang akan mendekati Hari Raya Idul Fitri. Pada saat ini
kebutuhan masyarakat akan menjadi sangat tinggi baik primer maupun skunder dan
sebagian orang lain mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutahannya dengan
melakukan tindakan kriminal dan bahkan disertai dengan tindakan kekerasan. Dan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
terjadinya tindakan kriminal dan kekerasan antara lain sebagai berikut :
1. Pertentangan
dan persaingan kebudayaan
Hal ini dapat memicu suatu tindakan kriminal yang mengacu pada
kekerasan bermotif SARA (Suku, Agama, Ras, Aliran) seperti yang terjadi pada
kerusuhan di Sampit antara orang Madura dan orang Kalimantan
2. Kepadatan
dan komposisi penduduk
Seperti yang terjadi di kota Jakarta, karena kepadatan dan
komposisi penduk yang sangat padat dan sangat padat di suatu tempat
mengakibatkan meningkatnya daya saing, tingkat strees, dan lain sebagianya yang
berpotensi mengakibatkan seseorang atau kelompok untuk berbuat tindakan kriminal
dan kekerasan.
3. Perbedaan
distribusi kebudayaan
Distribusi kebudayaan dari luar tidak selalu
berdampak positif bila diterapkan pada suatu daerah atau negara. Sebagai contoh
budaya orang barat yang menggunakan busana yang mini para kaum wanita, hal ini
akan menggundang untuk melakukan tindakan kriminal dan kekerasan seperti
pemerkosaan dan perampokan.
4. Mentalitas
yang labil
Seseorang yang memiliki mentalitas yang labil pasti akan
mempunyai jalan pikiran yang singkat tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.
Layaknya seorang preman jika ingin memenuhi kebutahannnya mungkin dia hanya
akan menggunakan cara yang mudah, seperti meminta pungutan liar, pemerasan dan
lain sebagainya.
5. Tingkat
penganguran yang tinggi
Dikarenakan tingkat penganguran yang tinggi maka pendapatan
pada suatu daerah sangat rendah dan tidak merata. Hal ini sangat memicu
seseorang atau kelompok untuk melakukan jalan pintas dalam memenuhi
kebutahannya dan mungkin dengan cara melakukan tindak kriminal dan kekerasan.
Namun selain faktor-faktor di
atas tindakan kriminal dan kekerasan dapat terjadi jika ada niat dan
kesempatan. Maka tindak kriminal dan kekerasan dapat dilakukan oleh siapa,
tidak hanya oleh preman atau perampok, bahkan dapat dilakukan oleh orang yang
paling dekat bahkan orang yang paling dipercaya.
Dampak Dari Tindakan Kriminal dan
Kekerasan
Setiap perbuatan pasti
memiliki dampak dari perbuatannya. Termasuk juga dalam tindakan kriminal dan
kekerasan yang pasti akan berdampak negatif
seperti :
1. Merugikan pihak lain baik material maupun non material
2. Merugikan masyarakat secara keseluruhan
3. Merugikan Negara
4. Menggangu stabilitas keamanan masyarakat
5. Mangakibatkan trauma kepada para korban
Dengan kata lain dampak dari
fenomena tindakan kriminal dan kekerasan ini adalah mengakibatkan kersahaan
dimasyarakat dan peran penegak hukum seperti polisi akan sangat diandalkan
untuk menangulanginya, namun peran masyarakat juga akan sangat membantu para
polisi dalam menangulangi seperti memberikan informasi dan pengamanan
lingkungan sekitarnya dengan melakukan siskamling (sistem keamanan lingkungan)
yang terintregasi dengan tokoh masyarakat dan polisi.
Solusi Penyelesaian Masalah
Setiap permasalahan pasti ada
cara untuk mengatasinya dan ada beberapa cara untuk mengatasi tindak kriminal
dan kekerasan, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku
kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat. Hal ini akan sangat ampuh untuk
memberikan efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi kembali
tindakannya
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam
mendidik anak. Dikarenakan hal ini merupakan dari pencegahan sejak dini untuk
mencegah terjadinya tindakan kriminal dan mencegah menjadi pelaku tindakan
kriminal.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai
budaya bangsa sendiri. Karena setiap budaya luar belum tentu baik untuk budaya
kita, misalnya berbusana mini, berprilaku seperti anak punk, dan lain
sebagainya.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah ,
pengajian dan organisasi masyarakat.
5. Melakukan pelatihan atau kursus keahlian bagi para pelaku tindak
kriminal atau penganguran agar memiliki keterampilan yang dapat dilakukan untuk
mencari lapangan pekerjaan atau melakukan wirausaha yang dapat membuka lapangan
kerja baru.
Solusi ini akan berjalan baik
bila peran serta pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini.
Dan semua pihak harus melakukan rekonsiliasi untuk memulihkan ekonomi
terutama dengan masyarakat kelas bawah dan harus diingat bahwa kemerosotan
ekonomi mengakibatkan tingkat kejahatan meningkat.
Selain itu, perlu juga mempolisikan masyarakat. Artinya, ada fungsi
pengamanan dan pencegahan kejahatan yang dijalankan oleh masyarakat. Kondisi
sekarang sangat memprihatinkan; masyarakat seolah tidak peduli apabila terjadi
kejahatan di sekelilingnya, bahkan di depan matanya, sikap tak acuh masyarakat
itu dalam kerangka psikologi sosial dapat dipahami. dalam masyarakat modern
telah ada semacam share of responsibility.
Tugas keamanan telah diambil alih oleh agen-agen formal, yakni polisi itu
sendiri. Dalam kerangka itu juga dapat difahami jika kita tidak lagi bisa
berharap pada lembaga informal seperti tokoh masyarakat untuk mengendalikan
keamanan karena peran-peran institusi informal telah diruntuhkan oleh
pemerintah.
Mencegah Tindakan Kriminal
dan Kekerasan
Ada baiknya mencegah dari pada
mengalami tindakan kriminal dan kekerasan. Berikut beberapa cara untuk mencegah
atau menghindari tindakan kriminal dan kekerasan :
1.
Tidak
memakai perhiasan yang berlebih
2. Jangan mudah percaya kepada orang baru
dikenal
3. Tidak berpenampilan terlalu mencolok
4. Bila berpergian ada baiknya tidak
sendirian
5. Menguasai ilmu bela dirI
oleh : diana dan riantri