komunisme |
---|
|
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksterhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal
dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner
yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda
dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia
Komunis Internasional
Komunis internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan oleh Karl Marxis.
Maoisme
Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme.
Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara
lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran
petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi Tiongkok yang
khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari
kapitalisme.
Indonesia dan komunisme
Indonesia
pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI
pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di
negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam
yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa.
Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah
dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.
Sejarah Komunisme Di Indonesia
Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di
Indonesia tak jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari Belanda ke Indonesia dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka
(yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum
pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya
yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming
propaganda PKI juga menarik perhatian mereka. Gerakan Komunis di
Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa
dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi
pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang,
atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era
tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke
dalam SI (Sarekat Islam)
menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang
diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah
satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang
bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta membuat personel organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di antara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka
yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba
menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu
kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi
pada tahun 1926-1927
yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia
Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka
mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk
melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno
dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta
dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik
calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun.
Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang
berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri
Soekarno, Amir Syarifuddin
yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan
mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini
adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno
yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana
antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu
kekuatan baru dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya
terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana
tingkat anarkisme
banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno
menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana
terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan
melakukan kudeta.
Yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI,
ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat
ulang tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain.
Akhirnya dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan Gerakan 30 September.
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI
berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi
kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-kambing hitaman komunisme
sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September.
Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia
dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu
kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia
dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September.
Hal ini merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para
tertuduh yang tertangkap kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum.
Setelah mereka keluar dari ruang hukuman mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto,
aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya
mulai kembali aktif di lapangan politik Indonesia, walaupun belum boleh
mendirikan partai karena masih dilarang oleh pemerintah.
Komunisme di Indonesia
Era pre-Perang Kemerdekaan RI
Pascaperang Perang Kemerdekaan RI
Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri
Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa
seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan
negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea
Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia
pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan
politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces),
dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking
dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat
Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia
yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.
Apakah Komunisme Telah Mati?
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev.
Namun komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud
selama revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan
negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis
sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan
tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme.
Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam berbagai
komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia beba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar