Letusan pertama terjadi sekitar pukul 10.03 WIB, diawali gempa ringan dan guguran material
Setelah itu, awan panas susul-menyusul menyembul dari puncak Merapi dengan ketinggian 1,5 kilometer.
Berdasarkan pengamatan dari ruang Monitoring aktivitas Gunung Merapi di Kantor BPPTK, Jalan Cendana, Yogyakarta, awan panas mengarah keselatan masuk, yakni sungai Gendol dan sungai Woro dengan jarak luncur sekitar 4 kilometer .
Berdasarkan pengamatan, awan panas masih susul menyusul terjadi secara periodik hingga pukul 11.40.
Sedangkan, abu vulkanik berupa asap sulfatara putih dan asap coklat pekat meluncur vertikal ke atas dengan ketinggian sekitar 1,5 kilometer -- lalu terbawa angin yang sedang bertiup dari barat ke arah timur dan utara, ke Boyolali.
''Letusan tersebut mengindikasikan Merapi masih sangat aktif sehingga status masih Awas. Radius 10 kilometer dari puncak Merapi penduduk harus menyingkir,'' ujar R Sukhyar seperti dimuat laman Kementerian ESDM, 1 November 2010.
Beberapa menit setelah letusan pertama itu, awan panas kembali membubung dari puncak Merapi. Namun tidak diikuti kegempaan.
Ini terjadi karena kubah Merapi sudah 'terbuka'.
Dari monitoring seismograf menunjukan energi yang dikeluarkan Merapi pada letusan pukul 10.03 sebesar 224.540 RSAM Unit/1000.
Energi sebesar ini sedikit lebih kecil dibanding energi yang dikeluarkan pada hari Minggu (31/10) yang mencapai 231.821 RSAM Unit/1000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar