Jumat, 15 April 2011

Presiden SBY Jawab Kritikan Megawati





T
Pertemuan antara SBY dan Megawati saat debat Capres 2009






JAKARTA
- Presiden SBY menegaskan, pemerintah akan tetap melanjutkan pelaksanaan konversi minyak tanah ke Gas. Presiden menyatakan hal ini di depan para pembantunya di kabinet serta para gubernur se Indonesia, dan para pejabat negara lainnya dalam rapat kerja di Istana Bogor, Kamis (5/8/2010).

Ditegaskan, terkait adanya kecelakaan tabung gas elpiji 3 kg, presiden menjelaskan, dirinya sudah memberikan intruksi kepada jajaran serta para menteri terkait, termasuk Pertamina untuk dilaksanakan intruksinya dengan baik.

"Kemarin, mantan Wakil Presiden, Pak Jusuf Kalla datang menemui saya. Karena barangkali ada wacana-wacana yang menyalahkan konversi minyak tanah ke Elpiji ini. Saya sampaikan bahwa, tidak ada yang salah dengan kebijakan itu," kata presiden.

"Kebijakan yang pemerintah ambil waktu presidennya saya dan wakil presidennya Jusuf Kalla. Bahwa, ada masalah-masalah akibat dari kebijakan yang tidak keliru itu, kita perbaiki. Mungkin dulu tidak terpikirkan, tapi setelah berjalan, ada masalah," presiden menegaskan.

Pada Rabu (4/8/2010) kemarin, saat Rakornas PDI-P di Sentul, Bogor, Ketum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri memberikan kritikan 'pedas' kepada Presien SBY soal ledakan tabung gas 3 kg. Megawati menyentil kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBY-Boediono) yang dianggapnya samapai saat ini belum bisa menyelesaikan permasalahan ledakan tabung Gas.

"Sudah diam mulut saya selama ini tetapi gatal juga mulut ini, urus gas aja kok susah ya?," sindir Megawati kemarin.

Presiden SBY dalam pidatonya di Istana Bogor kemudian menegaskan kembali, kebijakan konversi minyak tanah ke gas bukanlah kebijakan keliru. Kebijakan ini, dikatakannya sebagai kebijakan yang dapat menghembat anggaran cukup besar.

"Dipastikan, pelaksanaannya baik. Dan kecelakaan tabung epliji 3 kg, tidak terjadi terus. Pastikan tabungnya, pastikan pipanya, pastikan bau gasnya, sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Dan pengawasan berulang-ulang. Pertamina harus punya alat kendali ketika harus diisi dengan gas yang baru," ujar presiden seraya menyatakan persoalan pengoplosan gas untuk segera dicek.

Selain pengawasan, imbuh presiden, juga harus ada slousi agar tidak terjadi lagi pengoplosan. "Saya persilahkan lagi, wakil presiden untuk melakukan rapat lanjutan, menuntaskan upaya mengatasi ledakan tabung gas 3 kg itu," demikian Presiden SBY. 
google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar