Akibatnya, masyarakat Jakarta mengalami keresahan yang luar biasa dan menjadi cepat marah akibat kemacetan lalu lintas di mana-mana. Kepala Negara menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah umum bertajuk “Teknologi, Ekonomi, dan Masa Depan Indonesia” di depan civitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/12).
“Khusus Jakarta, mari kita atasi masalah kemacetan, lingkungan dan masalah sosial. Kita harus coba selesaikan masalah itu,” kata Presiden.
Mendampingi Presiden pada kesempatan itu, Ibu Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menpora Andi Alfian Mallarangeng, Seskab Dipo Alam, dan Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Soemantri.
Presiden mengatakan, Jakarta sebagai ibu kota negara harus memiliki masterplan yang jelas, agar pembangunan ekonomi di wilayah itu terkelola dengan baik. Sebab, lanjutnya, Jakarta memberikan kontribusi besar pada pembangunan nasional.
“Penduduk Jakarta resah dan gelisah akibat beban berlebihan. Mesti ada solusi, baik ekonomi, sosial, dan teknologi. Jakarta kita beri masukan menjadi arena khusus pembangunan percepatan ekonomi hingga 15 tahun mendatang,” tegasnya.
Presiden menyatakan, seluruh elemen masyarakat, termasuk kalangan ahli dan praktisi bidang pengembangan teknologi dan inovasi untuk memberikan sumbangsih atas penuntasan masalah di Jakarta.
Bila masalah ini tuntas, kata Presiden, kehidupan di Jakarta tidak perlu lagi terjebak dalam kemacetan, yang mengakibatkan masyarakat harus mengantre berjam-jam seperti yang terjadi sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar